October 21, 2013

NIKAH SIRI

A. PENDAHULUAN Pendidikan adalah bagian dari suatu proses yang diharapkan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan-tujuan ini diperintahkan oleh tujuan-tujuan akhir yang pada esensinya ditentukan oleh masyarakat dan dirumuskan secara singkat dan padat, seperti kematangan dan integritas atau kesempurnaan pribadi dan terbentuknya kepribadian muslim. Integritas atau kesempurnaan pribadi ini (meliputi integritas jasmaniah, intelektual, emosional dan etis dari individu ke dalam diri manusia paripurna), merupakan cita-cita pedagogis atau dunia cita-cita yang kita temukan sepanjang sejarah, dihampir semua Negara, baik oleh para filosof atau morolis di antara kebanyakan para ahli teori dan perhatian pendidikan yang telah banyak membantu dalam memberikan inspirasi terhadap bermacam-macam usaha pendidikan yang dianggap mulia pada segala zaman. Dengan demikian, tujuan pendidikan selalu terpaut pada zamannya, atau dengan kata lain bahwa rumusan tujuan pendidikan dapat dibaca pada unsur filsafat dan kebudayaan suatu bangsa. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah dia atas, maka timbul beberapa permasalaham yang akan penulis bahas, yaitu : 1. Apa tujuan pendidikan Islam ? 2. Apa tujuan Risalah ? C. PEMBAHASAN 1. Tujuan Pendidikan Islam Tujuan adalah sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan. Karena itu tujuan pendidikan Islam, yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok yang melaksanakan pendidikan Islam. Menurut Drs. Ahmad D. Marimba, fungsi tujuan itu ada empat macam yaitu: 1. Mengakhiri usaha 2. Mengarahkan usaha 3. Tujuan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan pertama 4. Memberi nilai (sifat) pada usaha-usaha itu Drs. Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan, yaitu tujuan sementara dan tujuan akhir. 1. Tujuan Sementara Tujuan sementara adalah sasaran sementara yang harus dicapai oleh umat Islam yang melaksanakan pendidikan Islam. Tujuan sementara di sini, yaitu tercapainya berbagai kemampuan seperti kecakapan sementara di sini, yaitu tercapainya berbagai kemampuan seperti kecakapan jasmaniah, pengetahuan membaca, menulis, pengetahuan ilmu-ilmu kemasyarakatan, kesusilaan, keagamaan, kedewasaan jasmani-rohani dan sebagainya. Kedewasaan rohaniah tercapai apabila orang telah mencapai kedewasaan jasmaniah. Di dalam Islam disebutkan bahwa seseorang telah mencapai dewasa jasmaniah apabila ia telah balig dengan ciri sebagai berikut : a. Laki-laki berumur 15 tahun, perempuan berumur 9 tahun b. Bermimpi c. Mengeluarkan haid bagi perempuan. Kedewasaan rohaniah, bukanlah merupakan sesuatu yang statis, melainkan melalui suatu proses. Oleh karena itu, sangat sukarlah ditentukan kapan seseorang yang telah mencapai dewasa rohaniah yang sesungguh-sungguhnya. Ukuran-ukuran mengenai hal ini bersifat teoritis dan juga merupakan ukuran gradual saja (lebih atau kurang). Seseorang dinyatakan mencapai dewasa rohaniah apabila ia telah dapat memilih sendiri, memutuskan sendiri dan bertanggung jawab sendiri sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya. Dengan demikian, maka mencapai kedewasaan merupakan tujuan sementara untuk mcncapai tujuan akhir. 2. Tujuan Akkir Tujuan akhir pendidikan Islam dapat dipahami dari firman Allah SWT : يأيها الدين ءامنوا اتقوا الله حق تقا ته ولا تمو تن إلا وأنتم مسلمو ن Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melaikan dalam keadaan dalam beragama Islam” ( Q.S Ali Imron : 102 ) Adapun tujuan akhir pendidikan Islam yaitu terwujudnya kepribadian muslim. Yaitu kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau menceriminkan ajaran Islam. Menurut Drs. Ahmad D. Marimba, aspek-aspek kepribadian itu dapat dikelompokkan ke dalam tiga hal, yaitu : a. Aspek-aspek kejasmaniahan; meliputi tingkah laku luar yang mudah nampak dari luar. b. Aspek-aspek kejiwaan; meliputi aspek-aspek yang tidak segera dapat dilihat dari luar. c. Aspek-aspek kerohanian yang luhur, meliputi aspek-aspek kejiwaan yang lebih abstrak, yaitu filsafat hidup dan kepercayaan. Ringkasnya yang dimaksud dengan kepribadian muslim ialah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya, baik tingkah laku luarnya, kegiatan-kegiatan jiwanya maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Tuhan dan penyerahan diri kepadaNya. Drs. Muhammad Zen mengatakan di dalam bukunya Materi Filsafat Pendidikan Islam: Keperibadian muslim ini akhirnya tidak akan terlepas dari tiga aspek yaitu: Iman, Islam, dan Ihsan, sebagaimana yang tersebut dalam sebuah hadis yang cukup panjang, yaitu ketika Nabi Muhammad SAW kedatangan seorang yang tidak dikenal, yang tidak lain adalah Malaikat Jibril untuk mengadakan test, dan ternyata Nabi dapat menjawab dengan benar. Menurut Imam Ghazali, tujuan pendidikan yaitu pembentukan insan Paripurna, baik di dunia maupun di akhirat. Menurut Imam Ghazali pula manusia dapat mencapai kesempurnaan apabila mau berusaha mencari ilmu dan selanjutnya mengamalkan fadilah melalui ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Fadilah ini selanjutnya dapat membawanya untuk dekat kepada Allah dan akhirnya membahagiakannya hidup di dunia dan di akhirat. Dalam hal ini, beliau berkata: “Apabila saudara memperhatikan ilmu pengetahuan, niscaya saudara akan melihat suatu kelezatan padanya, sehingga merasa perlu mempelajarinya dan niscaya saudara akan mendapatkan bahwa ilmu itu sebagai sarana menuju ke kampung akhirat beserta kebahagiaannya dan sebagai media untuk bertaqarrub kepada Allah SWT., yang tidak dapat diraihnya jika tidak dengan ilmu tersebut. Martabat yang paling tinggi yang menjadi hak bagi manusia adalah kebahagiaan yang abadi. Dan sesuatu yang paling utama ialah sesuatu yang mengantar kepada kebahagiaan itu. Kebahagiaan tidak dapat dicapai tanpa melalui ilmu dan cara rnengamalkannya. Pangkal kebahagiaan di dunia dan akhirat adalah ilmu pengetabuan karena mencari, ilmu termasuk amal utama.” Ringkasnya bahwa tujuan pendidikan ini adalah membina Insan, paripurna yang taqarrub kepada Allah, bahagia di dunia dan akhirat. Tidak dapat dilupakan pula orang yang mengikuti pendidikan akan memperoleh kelezatan ilmu yang dipelajarinya dan kelezatan ini pula dapat mengantarkannya kepada pembentukan Insan Paripurna sebagaimana dijelaskan di atas. Prof. Dr. M. Athiyah Al Abrasy mengemukakan tentang tujuan pendidikan dalam satu hal yaitu fadilah/keutamaan. Uraiannya adalah: “Para ahli pendidikan Islam telah sepakat bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya, ikhlas dan jujur. Maka tujuan pokok dan utama dalam pendidikan Islam adalah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa. Dan belau juga mengutip pendapat Al-Ghazali: Tujuan dari pendidikan ialah mendekatkan diri kepada Allah, bukan pangkat dan bermegah-megahan dan janganlah hendaknya seorang pelajar itu belajar untuk mencari pangkat, harta, menipu orang bodoh atau bermegah-rnegah dengan kawan.” Abdul Fatah Jalal dalam bukunya yang berjudul Min Usulit Tarbiyati Fill Islam yang dialihbahasakan Drs. Herry Noer Ali mengelompokkan tujuan pendidikan Islam ke dalam tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum yaitu menjadikan manusia sebagai abdi atau hamba Allah SWT. yang senantiasa mengagungkan dan membesarkan asma Allah SWT. dengan meneladani Rasulullah SAW. menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, suka mempelajari segala yang bermanfaat baginya dalam merealisasikan tujuan yang telah digariskan oleh Allah SWT. Tujuan umum itu dapat dijabarkan kepada tiga aspek: a. Menyempurnakan hubungan manusia dengan Khaliknya. b. Menyempurnakan hubungan manusia dengan sesamanya, memelihara, memperbaiki dan meningkatkan hubungan antara manusia dan lingkungan merupakan upaya manusia yang harus senantiasa berkembang terus menerus. c. Mewujudkan keseimbangan, keselarasan dan keserasian antara kedua hubungan itu dan mengaktifkan keduaduanya sejalan dan berjalin dalam diri pribadi ini berarti upaya yang terus menerus untuk mengenal dan memperbaiki diri. Adapun tujuan dalam proses mencakup 2 macam, yaitu: a. Tujuan keagamaan (Al-Gardnd Dieny) Yaitu tujuan yang terisi penuh nilai rohaniah Islam berorientasi pada kebahagiaan hidup di akhirat. Tujuan ini difokuskan pada pembentukan pribadi muslim yang sanggup melaksanakan syariat Islam melalui proses pendidikan spiritual menuju makrifat kepada Allah. b. Tujuan keduniaan (Al-Gardud Dun yawi) Tujuan ini lebih mengutamakan pada upaya untuk mewujudkan kehidupan sejahtera di dunia dan kemanfaatannya. 2. Tujuan Risalah Allah subhanahu wa ta’ala mengutus Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam. dengan membawa ajaran agama yang suci, mudah, dan syariat yang lengkap. Ajaran yang dibawa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. menjamin kemuliaan hidup umat manusia. Dengannya, manusia akan memperoleh derajat tertinggi dan sempurna. Selama lebih kurang 23 tahun, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. mengaiak umat manusia menuju jalan yang telah digariskan Allah subhanahu wa ta’ala, dan beliau berhasil menyebarkan agama dan mempersatukan umat manusia dengannya. Dalam firman Allah SWT : وما أرسلنك إلا رحمة للعلمين Artinya : “ Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk ( Menjadi ) rahmat bagi semesta alam” ( Q.S An-Anbiya : 107 ) Risalah Islam bukanlah risalah yang bersifat lokal, terbatas hanya pada satu generasi atau suku-bangsa tertentu, sebagaimana risalah-risalah keagamaan yang diturunkan sebelum Islam. Risalah Islam merupakan ajaran yang bersifat universal; ia dituiukan bagiseluruh umat manusia hingga hari kiamat; ajaran Islam tidak dikhususkan untuk negeri tertentu atau masa tertentu. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Furqan (Al Qur’an) kEpada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (Al Furqan [25]: 1) Imam Al Bukhari meriwayatkan dari Abu Sa’id Al Maqburi bahwasanya Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya agama ini mudah. Dan tidak ada seorang pun yang mempersulit agama ini, melainkan ia akan dikalahkan olehnya (merasa kesulitan dalam melaksanakannya. Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Agama yang lebih disukai Allah adalah agama yang lurus dan penuh toleransi.” Permasalahan yang tidak berubah, baik waktu dan tempatnya seperti akidah dan ibadah, dijelaskan dengan sempurna dan terperinci. Di samping itu, diterangkan dengan nash-nash yanglebih lengkap sehingga seseorang tidak perlu lagi menambah ataupun menguranginya. Adapun permasalahan yang dapat berubah berdasarkan perkembangan waktu dan tempat, seperti problematika kemasyarakatan, urusan politik dan peperangan, semuanya dijelaskan secara umum agar dapat mengikuti kemaslahatan dan kebutuhan umat manusia di sepanjang masa. Di samping itu, dapat juga dijadikan sebagai pedoman bari para pemimpin dalam menegakkan kebenaran dan keadilan, karena perkara-perkaraini bersifat fleksibel. Semua ajaran Islam bertujuan untuk menjaga kepentingan agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Hal ini sesuai fitrah dan akal, perkembangan zaman,kk;hk مامانااهخاحخهتمكةمكتخعخجت serta dilaksanakan di setiap tempat dan masa. Tujuan Risalah Islam Tujuan yang ingin dicapai oleh risalah Islam adalah untuk membersihkan dan menyucikan jiwa, dengan caramengenal Allah dan beribadah hanya kepada-Nya. Selain itu, Islam juga ditujukan untuk mengukuhkan hubungan antara sesama manusia serta menegakkannya dengan disertai rasa saling menyayangi, persamaan dan keadilan. Dengan demikian, kebahagiaan umat manusia dapat terwujud, baik di dunia maupun di akhirat. D. KESIMPULAN Berdasarkan makalah yang penulis paparkan di atas, maka penulis dapat disimpulkan : Tujuan pendidikan Islam secara umum adalah membentuk manusia menjadi insan kamil, mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Tujuan pendidikan meliputi tujuan umum,akhir, sementara dll Tujuan Risalah Islam Tujuan yang ingin dicapai oleh risalah Islam adalah untuk merealisasikan rahmat bagi seluruh alam ( rahmah li al-alamin ) DAFTAR PUSTAKA Al-Maududi, Abdul A’la, Islamic Way of Life, (terjemahan); Islam sebagai Pandangan Hidup, Sinar Baru, Bandung, 1983. Ahmad, Sa’ad Mursa, Dr., Tathawwur A1-Fikry Al-Tarbawy, Matabi’ Sabjal Al-Arabi, Kairo, 1975. Al-Abrasyi, Mohammad Athiyyah, Dr., At-Tarbiyah Al-Islamiyah (terjemah Prof. H. Bustami A. Gani & Djohar Bachry, LIS. Dasar-dasar Pokok Pendidikan lslam, Bulan Bintang, Jakarta, 1974. A1-Djamaly, Mohammad Fadhil, Prof., Dr., Tarbiyyah Al-Insan Al-Jadid, Matba’ah Al-Ittihad Al-Aam Al-Tunisiyah Al-Syghly, 1967. Al-Syaebany, Omar Mohammad Al-Toumy, Prof., Dr., Falsafah Al Tarbiyah Al-Islamiyah, (terjemahan Dr. Hasan Langgulung; Falsafah Pendidikan Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1979. Ahwani, Ahmad Fuad, Al-Tarbiyah fil Islam, Dar Al-Maarif, Kairo. Afzalurrahman, Quranic Sciences, The Muslim School Trust, London, 1980. Abdullah, Abdurrahman Saleh, Educational Theory, a Quranic Qutlook, a doctoral thesis, University of Edinburg, 1981. Arifin, H.M. Drs. M.Ed., Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniah Manusia, Bulan Bintang, Jakarta, 1977.