June 1, 2013

Fitnah menurut Bahasa dan Istilah

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Poerwadarminto mengartikan “Fitnah” dengan perkataan yang bermaksud menjelekkan orang (seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan dan sebagainya).
Pengertian fitnah dalam Ensiklopedi Agama dan Filsafat, menerangkan bahwa fitnah adalah perkataan bohong yang mencelakakan orang, atau maksud-maksud yang tidak baik, dari fitnah itu terhadap sasaran atau yang difitnah. Bahwa memfitnah adalah menuduh dan menyatakan orang lain melakukan sesuatu keburukan, padahal orang itu tidak melakukan hal yang dituduhkan kepadanya.
Adapun pengertian fitnah dalam bahasa Arab, adalah menakjubkan, pemberontakan, pembawa berita yang bohong. Disebutkan juga, bahwa fitnah dalam literatur bahasa Arab berarti bencana, kekacauan, syirik, cobaan, ujian, siksa.
Para ahli bahasa Arab menjelaskan bahwa kata fitnah secara etimologi berasal dari perkataan “fatantal fidhdhatu wa adz-dzahab” yang maksudnya adalah ‘azabtahuma bin naari, yaitu engkau telah melelehkan perak dan emas itu dengan api guna membedakan yang buruk dari yang bagus. Dan fatanta adz-dzahab, maksudnya ahraqtahu bin naari, artinya engkau membakar emas dengan api guna membedakan antara yang bagus dan yang buruk.
Sedangkan kata Fitnah menurut bahasa, yaitu kata yang mempunyai makna “al-Ikhtibaru”, yang berarti upaya untuk menyingkap hakikat sesuatu atau uji juga bermakna “al-Imtihanu”, yang berarti ujian atau pengujian.
Oleh karena itu, kata fitnah sebenarnya digunakan untuk menunjukkan pengujian kadar keaslian emas, atau untuk membedakan mana emas yang asli dan yang tidak. Biasanya cara pengujian itu dengan memasukkan emas itu ke dalam api yang panas. Dari pengertian ini terdapat hubungan atau korelasi antara makna secara bahasa dan istilah mengenai kata fitnah. Yaitu fitnah berarti memperlihatkan asal dari barang tambang, sedangkan secara istilah, kata fitnah berarti memperlihatkan asal, hakikat dan derajat keimanan kepada Allah swt.
Seorang ahli hadis, Ibn Hajar al-Asqalany dalam karyanya “Fathul Bari Syarh Shahihil Bukhari”, menyatakan: makna fitnah berasal dari kata al-Ikhtibar yaitu penyingkapan hahekat sesuatu, dan kata al-Imtihan, yaitu pengujian. Lalu kata tersebut digunakan untuk setiap perkara yang melalui pengujian tersingkaplah keburukanya”.
Fitnah menggambarkan segala bentuk penyingkapan dan pengujian terhadap keaslian, kebenaran dan kemurnian sesuatu. Bila ini dilakukan terhadap benda seperti emas, maka bentuknya adalah dengan membakar emas itu hingga akhirnya terbukti mana yang benar-benar emas berkualitas tinggi dan yang berkualitas rendah. Dan bila ini terjadi pada diri seorang mu’min, maka ia adalah sebuah proses “pembakaran“ pribadi untuk membedakan antara mu’min yang teguh dan mu’min yang rapuh.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
WJS. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1986). Mochtar Effendy, Ensklopedi Agama dan Filsafat, (tt: Universitas Sriwijaya, 2001). Mawardi Labay El-Shulthani, Lidah Tidak Bertulang, (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2002). Ahmad Abdul Ghaffar, Agar Harta tidak Menjadi Fitnah, (Jakarta: Gema Insani, 2004). Jamaluddin Muhammad bin Mukaram Ibnu Mandhur, Lisanul ‘Arab, (Libanon, Beirut: Dar Kodir, t.th.). Ahmad bin ‘Aly bin Hajar, FathulBari Syarh Shahihil Bukhari, (Beirut: Dar al-Fikr, t.th.).

PERTANYAN :

Yahya Suaidi
assalamu'alaikum..
adakah yang bisa menjelaskan arti fitnah dalam Islam dan maacam macamnya?..

JAWABAN :

>> Cecep Furqon 

أصل الفَتْنِ : إدخال الذّهب النار لتظهر جودته من رداءته ، واستعمل في إدخال الإنسان النار.قال تعالى : يَوْمَ هُمْ عَلَى النَّارِ يُفْتَنُونَ[الذاريات / 13] ، ذُوقُوا فِتْنَتَكُمْ[الذاريات / 14] ، أي : عذابكم ، وذلك نحو قوله : كُلَّما نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْناهُمْ جُلُوداً غَيْرَها لِيَذُوقُوا الْعَذابَ [النساء / 56] ، وقوله : النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْها ... الآية [غافر / 46] ،

Fitnah pada awalnya bermakna: memasukan emas kedalam api agar menjadi tau mana yang bersih(murni) dan mana yang buruk.Ia Juga digunakan untuk menunjukan makna dimasukannya manusia kedalam api Allah berfirman :

: يَوْمَ هُمْ عَلَى النَّارِ يُفْتَنُونَ [الذاريات / 13]
Maksudnya pada hari kamu di masukan ke azab neraka
==============

وتارة يسمّون ما يحصل عنه العذاب فيستعمل فيه. نحو قوله : أَلا فِي الْفِتْنَةِ سَقَطُوا[التوبة / 49]

Terkadang Fitnah itu menunjukan sesuatu yang menyebabkan azab/kesusahan sebagaimana firman Allah

: أَلا فِي الْفِتْنَةِ سَقَطُوا [التوبة / 49

Maksudnya terjatuh/terjerumus ke dalam siksa atau kesusahan perang.
==============

، وتارة في الاختبار نحو : وَفَتَنَّاكَ فُتُوناً[طه / 40] ، وجعلت الفتنة كالبلاء في أنهما يستعملان فيما يدفع إليه الإنسان من شدّة ورخاء ، وهما في الشّدّة أظهر معنى وأكثر استعمالا ، وقد قال فيهما : وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً[الأنبياء / 35]. وقال في الشّدّة : إِنَّما نَحْنُ فِتْنَةٌ[البقرة / 102] ، وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ [البقرة / 191]

Fitnah juga di gunakan untuk makna ujian sebagai mana firman Allah

وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً

Kami uji kamu dengan kebaikan dan keburukan
===============

Diantara makna fitnah yang di gunakan adalah Kesangatan sebagaimana firman Allah

، وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ [البقرة / 191]

Fitnah itu lebih keji dari pembunuhan
================

Terkadang ia di muta’adkan denag huruf “an” maknanya kemudian menjadi tipu daya, firman allah

 وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ ما أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ [المائدة / 49]

Maknanya:
dan waspadalah terhadap mereka jangan sampai mereka memperdayakan engkau, terhadap apa yang telah allah turunkan kepadamuKesimpulan Fitnah memiliki berbagai makna sesuai dengan konteks kalimat, jika fitnah di tujukan ke muslim maka ia bermakna ujian yang mampu menampakan/mengeluarkan mana diantara mereka yang bersungguh-sungguh di dalam keimanannya dan mana yang tidak.
Jika ia di tunjukan ke kafir maka bermakna siksa. Jika ditujukan kekeduannya-secara umum- maka ia menunjukan kepayahan/kesusahan. Jika ia ditunjukan sebagai perbandingan sesuatu maka ia bermakna menyangatkan(buruk atau jahat) salah satu diantara kedua itu.
Jka di muta’adkan dengan huruf an maka bermakna tipudaya/kelicikan ,-inilah yang bisa di lakukan orang gak berilmu memitnah{melakukan tipudaya/kelicikan.}untuk menghasilkan maksudnya.
Al-Mufrodat 1/623
Wallaahu A'laamu Bis Showaab

Link Asal >>
http://www.facebook.com/groups/piss.ktb/435315439824603/
 
Dikirim pada 21 November 2009 di benteng hati

Hendaknya setiap muslim harus mengetahui jenis-jenis fitnah, agar ia dapat berjalan di atas ilmu dan keterangan yang nyata, dan hingga ia tidak terkicuh, terutama bagi para pemuda. Sebab jika Alloh tidak memberinya akal yang cemerlang dan sikap santun serta pemahaman dan pengetahuan yang cukup mengenai fitnah ini, niscaya banyak di antara mereka yang terkicuh dengan tipu daya setan. Dengan mudah ia akan mengikuti setiap ajakan setan. Maka dari itu, kita harus menyebutkan beberapa bentuk dan beberapa jenis fitnah pada zaman sekarang ini. Sebagaimana yang dimaklumi bersama, bahwa juru fitnah (kesesatan) tidak terang-terangan mengajak orang kepadanya. Namun ia mengajak melalui corong-corongnya, para penyebar dan para penyeru kepadanya. Merekalah yang disebut sebagai dai-dai penyebar kesesatan.
Fitnah ada dua jenis:

Pertama: Penyeru kepada syirik, kekufuran, kese-satan dan penyebar aqidah menyimpang.
Kedua: Penyeru kepada perbuatan dosa dan mak-siat, baik dosa besar maupun dosa kecil.

Akan kita sebutkan satu per satu dengan ringkas dan gamblang supaya menjadi peringatan dan penje-lasan. Sebab sangat disayangkan sekali risalah sederha-na ini tidak cukup memuat seluruhnya.
Jenis Pertama: Penyeru Kepada Syirik, Kekufuran, Kesesatan dan Penyebar Aqidah Menyimpang
Sesungguhnya merupakan fitnah zaman sekarang adalah merebaknya ajakan kepada perbuatan syirik, kufur dan sesat serta menyebarnya aqidah-aqidah yang menyimpang di mana-mana. Sudah barang tentu Alloh I telah meletakkan fitrah pada diri manusia untuk mengenal-Nya. Dan untuk mengakui-Nya sebagai Rabb dan ilaah (sesembahan). Hal ini ditegaskan dalam firman-Nya:
"(Tetaplah atas) fitrah Alloh yang telah mencip-takan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Alloh.(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengeta-hui." (Ar-Rum: 30)
Rasululloh shallAllohu alaihi wasallam juga telah menegaskan hal itu dalam sabdanya:
"Setiap bayi terlahir dalam keadaan fitrah (muslim muwahhid), namun kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi. Sebagaimana seekor hewan melahirkan
anaknya dalam keadaan sempurna, adakah kamu dapati cacat padanya." (Muttafaq alaih)
Dalam hadits ini Rasululloh shallAllohu alaihi wasallam menjelaskan bahwa seorang insan lahir ke dunia dalam keadaan yang sem-purna, siap menerima kebaikan. Sekiranya ia dibiarkan begitu saja, niscaya ia dapat mengenali Rabbnya. Ia akan mengetahui apa yang diperintahkan kepadanya, serta menyadari bahwa ia tidak dibiarkan begitu saja. Ia dibebani tanggung jawab dan kewajiban. Akan tetapi di sekitarnya ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Ada yang baik, yang akan menghidupkan fitrah dan nalurinya. Dan ada yang buruk, yang membelokkannya dari aqidah yang benar, hingga terjerumus dalam aqidah-aqidah sesat. Faktor berpengaruh tersebut bisa jadi dari orang tuanya sendiri dan bisa jadi dari guru atau orang lain.
Fitnah semacam ini bergerak mengajak orang ke-pada kesesatan dan kemaksiatan. Dengan ajakan seperti ini dan dengan metode yang penuh tipu daya tersebarlah berbagai macam kemaksiatan secara otomatis semakin banyak pula orang-orang yang mempromosikannya. Coba lihat, betapa banyak penyeru kepada kekufuran, kebatilan dan kesesatan.
Tidak syak lagi, bahwasanya siapa saja yang meng-gandrungi sebuah keyakinan, menyenanginya dan mera-sa puas dengannya, pasti senang bila keyakinan seperti itu semakin banyak penganutnya dan tersebar luas. Ia akan segera menawarkan keyakinan itu kepada orang lain dan berusaha agar orang lain menyukainya dan memandangnya bagus. Tanpa ambil peduli dengan kesalahan dan kesesatan yang ada padanya. Sebagai contoh, kita meyakini kesesatan kaum Nasrani, Yahudi dan Majusi, siapa saja yang mempelajari dan mengetahui keyakinan mereka pasti yakin bahwa mereka jauh dari kebenaran. Walaupun begitu mereka meyakini bahwa mereka berada di atas kebenaran. Oleh sebab itu mere-ka berusaha sekuat tenaga menyebarkan keyakinan mereka melalui berbagai media. Dan menyebarkan juru-juru dakwah yang mereka namakan missionaris, namun pada hakikatnya mereka adalah penginjil dan penyebar kesesatan. Mereka ini adalah fitnah terbesar, yang mana mereka telah berhasil menyesatkan banyak orang. Hanya orang-orang yang diselamatkan Alloh Subhanahu wa Taala saja yang terhindar dari bahaya mereka para missionaris dan penginjil itu. Alloh Subhanahu wa Taala menjadikan mereka sebagai batu ujian dan cobaan bagi umat manusia. Namun di balik itu semua ada hikmah yang besar dan bukti yang terang.
Termasuk fitnah yang tersebar pada hari ini adalah ajakan-ajakan kepada aqidah yang sesat. Siapa saja yang meyakini sebuah aqidah sesat, maka aqidah itu akan menjadi kepercayaannya. Ia akan menyeru kepada-nya dan mengangkat juru-juru dakwah untuk menyebar-kannya. Dan rela mengeluarkan hartanya untuk itu sekalipun aqidah itu batil dan jauh dari kebenaran. Namun setan membuta-tulikan mata hatinya sehingga merasa dirinyalah yang benar dan memandang salah orang-orang yang menyelisihinya.

Lihat saja, setiap ahli bidah pasti mengajak orang kepada bidahnya. Sebagai contoh kaum Syiah Rafi-dhah, ajaran mereka telah tersebar luas di beberapa negeri Islam. Padahal jika engkau menilik keyakinan mereka, pasti engkau dapati sangat jauh dari kebenaran. Jika engkau membaca buku-buku mereka, pasti engkau akan terhenyak kaget melihat kisah-kisah khurafat dan dusta bertebaran di sana-sini.
Walau demikian, mereka bersungguh-sungguh dalam menyebarkan aqidah sesat tersebut. Bukan itu saja, bahkan mereka rela mengeluarkan harta yang berlimpah demi menjerat orang-orang jahil dan bodoh ke dalamnya. Jarang orang yang selamat jika sudah terperangkap jerat aqidah tersebut. Wal Iyadzubillah
Setan menutup mata mereka sehingga mereka merasa berada di pihak yang benar. Lalu mereka pun berusaha memperdaya orang lain supaya meyakini merekalah golongan yang benar, selain mereka adalah ahli bathil. Ternyata banyak sekali orang-orang jahil dan terbelakang yang terkicuh dengan cara-cara mereka itu. Mereka menampakkan kelembutan, kerendahan hati dan ketawadhuan namun di balik itu mereka berusaha menyeret orang ke dalam aqidah mereka yang sesat. Fitnah kelompok Syiah Rafidhah ini sudah sedemikian besar dan parah, kita memohon kepada Alloh Subhanahu wa Taala semoga kaum muslimin terhindar dari kejahatan dan bahaya mereka.
Selain itu banyak pula kelompok-kelompok me-nyimpang lainnya. Misalnya kelompok Khawarij yang juga merupakan ancaman serius. Mereka masih tetap bergentayangan di beberapa negeri. Yang membuat api fitnah semakin marak.
Demikian pula kaum sufi, kaum ahli bidah yang mentakwil secara bathil sifat-sifat Alloh. Mereka juga merupakan pemicu fitnah. Mereka ini menyebar di ber-bagai belahan dunia. Dan masih banyak lagi kelompok-kelompok menyimpang lainnya.
Maka sudah seyogyanya seorang insan berpe-gang teguh kepada al-Haq dan benar-benar meyakininya. Dan benar-benar bersandar kepada dalil-dalilnya. Serta menjauhkan diri dari juru-juru fitnah dan kesesatan tersebut. Jangan sekali-kali ia mendengar ajakan dan promosi mereka. Sekalipun ia seorang yang berilmu. Sebab keyakinan-keyakinan sesat itu ibarat racun dalam lemak. Kelihatannya enak, menarik minat untuk mema-kannya namun di balik itu adalah racun mematikan.
Tujuan kami menyebutkan oknum-oknum juru dakwah yang menyesatkan serta bidah-bidah mereka adalah sebagai peringatan bagi setiap muslim dari bahaya mereka dan bahaya bidah yang mereka serukan. Dan supaya kaum muslimin tidak bertumpu kepada mereka. Hendaklah selalu waspada dan berhati-hati terhadap setiap orang yang mengajak kepada kekufuran, syirik, bidah dan kesesatan.
Jenis Kedua: Penyeru Kepada Maksiat dan Dosa yang Besar Maupun Kecil.
Oknum-oknum yang mengajak berbuat maksiat dan dosa yang besar maupun kecil sangat banyak berke-liaran pada zaman sekarang ini, semoga Alloh Subhanahu wa Taala tidak memperbanyak jumlah mereka. Banyak sekali fitnah dan musibah akibat kejahatan mereka. Mereka masuk ke mana-mana, di kalangan kaum Yahudi terdapat penyeru kepada maksiat, demikian pula halnya di kalangan kaum Nasrani, kaum musyrikin, kaum mulhidin kaum komunis, bahkan di kalangan kaum muslimin dan lebih khusus lagi di kalangan Ahlus Sunnah terdapat penyeru kepada maksiat. Demikian pula di kalangan kaum Syiah Rafidhah, Mutazilah dan kelompok-kelompok bidah lainnya, di kalangan mereka terdapat penyeru kepada maksiat.
Penyeru kepada maksiat lebih dominan daripada yang lain. Bencana yang mereka timbulkan juga lebih besar. Tidak ada jalan alternatif lain bagi seorang mus-lim untuk menyelamatkan dirinya dari bencana tersebut kecuali dengan menyadari bahwa Alloh Subhanahu wa Taala telah mengha-ramkan segala perbuatan maksiat. Dan hendaknya ia mengetahui bahwa oknum-oknum yang mengajak ber-buat maksiat pada hakikatnya mengajak supaya orang lain meniru mereka.
Tidak syak lagi, Alloh Subhanahu wa Taala telah menjelaskan perkara yang halal dan perkara yang haram. Dan telah mene-tapkan sanksi dan hukuman atas perbuatan haram dan mengancam pelakunya dengan siksaan yang pedih. Di samping itu Alloh Subhanahu wa Taala menganjurkan hamba-Nya berbuat taat dan berpegang teguh dengannya serta selalu me-ngerjakan amal-amal kebaikan. Dan Dia telah menjanji-kan pahala yang besar bagi yang mengamalkannya. Namun meski demikian, oknum-oknum yang menggan-drungi perbuatan dosa dan maksiat itu tetap ngotot menyebarkannya.
Jika hati bertanya, apa yang mereka inginkan di balik maksiat dan dosa yang mereka sebarkan ke mana-mana? Bukankah mereka mengetahui bahwa Alloh telah mengharamkannya? Bukankah mereka juga menyadari bahwa Alloh Subhanahu wa Taala akan mengazab orang-orang yang berbuat maksiat? Lalu apa yang mereka inginkan?
Jawabnya: Itulah fitnah dan bala zaman sekarang! Alloh Subhanahu wa Taala menguji hamba-hamba-Nya dengan fitnah tersebut. Barangsiapa selamat berarti merekalah orang-orang yang dikehendaki baik oleh Alloh Subhanahu wa Taala. Barangsiapa binasa, maka merekalah orang-orang yang dikehendaki sesat oleh-Nya. Wal Iyadzubillah
Sebagai keterangan tentang fitnah dan bahaya para penyeru kepada maksiat, kami akan menyebutkan beberapa contoh orang-orang yang mengajak berbuat maksiat dan seruan yang mereka teriakkan. Sehingga seorang muslim dapat berjalan dengan penuh kewaspa-daan terhadap mereka dan pengaruh mereka. Kami akan menyebutkan beberapa maksiat yang sudah umum dan merata di tengah-tengah umat. Menyinggung sekilas tentang bahayanya dan tidak memerincinya lebih men-dalam. Sebab buku kecil ini tidak cukup untuk memuat-nya.