October 21, 2013

HUBUNGAN ILMU TAUHID DENGAN ILMU PSIKOLOGI PENDIDIKAN

HUBUNGAN ILMU TAUHID DENGAN ILMU PSIKOLOGI PENDIDIKAN MAKALAH A. PENDAHULUAN Kita sebagai umat islam tantunya mengetahui bahwasanya mempelajari Ilmu Tauhid itu hukumnya wajib. Karena di dalam ilmu Tauhid kita dapat mengetahui tentang keEsaan Allah,wujud Allah,tentang sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya,sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan dari pada-Nya. Begitu juga mempelajari ilmu psikologi pendidikan tidak kalah penting. Peningkatan kualitas SDM merupakan rangkaian upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya yaitu mencakup pembangunan manusia,baik sebagai insan maupun sumber daya pembangunan. Pembangunan manusia sebagai nsan dan sumber daya pembangunan adalah menekankan pada harkat,martabat,hak,dan kewajiban manusia. Hal itu tercermin dalam nilai-nilai yang terkandung dalam diri manusia,baik etika,estetika,maupun logika. Pembangunan manusia sebagai insan tidak terbatas pada umur tertentu,tetapi berlangsung dalam seluruh kehidupan manusia. Salah satu kelompok manusia yang sedang dalam proses dibangun adalah dalam konteks pendidikan. Dalam makalah ini akan dibahas bagaimana hubungan antara ilmu Tauhid dengan ilmu psikologi pendidikan yang didalamnya menjelaskan tentang mengEsakan Allah yang sebenarnya dengan menggunakan ilmu psikologi pendidikan. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana ilmu Tauhid itu ? 2. Apa hakikat dari ilmu psikologi pendidikan itu? 3. Bagaimana hubungan antara ilmu tauhid dengan ilmu psikologi pendidikan? C. PEMBAHASAN 1 . Pengertian Ilmu Tauhid Aqidah islamiah bagi umat islam merupakan masalah ke agamaan yang pertama-tama diperdebatkan,yang dilatar belakangi oleh faktor politik pada awal pertumbuhanya sepeninggal Rosulullah SAW. Permasalan Aqidah inilah yang menjadi faktor utama munculnya disiplin ilmu keislaman yang di kenal dengan nama ilmu Tauhid atau juga disebut ilmu kalam,Ilmu ushuluddin,Ilmu ‘Aqoid,dan juga disebut Teologi islam. Perbedaan nama tersebut memiliki titik tekan pembahasan yang berbeda sebagai respon terhadap problem-problem umat islam. Ilmu tauhid secara harfiah,berarti ilmu tentang keEsaan ALLAH SWT. Sebagaimana diketahui bahwa,masalah keEsaan Tuhan adalah bagian dari masalah-masalah Aqidah yang paling utama, karena”mengEsakan ALLAH“ itu tujuan hakiki dari Aqidah islam, maka oilmu tentang Aqidah Islam dinamakan dengan ilmu Tauhid. Tauhid adalah suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah,tentang sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya,sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya dan tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib di lenyapkan dari pada-Nya Asal makna tauhid ialah meyakinkan bahwa Allah adalah satu,tidak ada syarikat bagi-Nya. Sebabnya dinamakan ilmu Tauhid ialah karena bagian yang terpenting menetapkan sifat Wahdah (satu) bagi Allah dalam dzat-Nya dan dalam perbuatan-Nya menciptakan alam seluruhnya dan Ia sendiri-Nya pula tempat kembali segala alam ini. Sebutan ilmu ushuluddin digulirkan untuk menetapkan ideologi-ideologi religius melalui dalil-dalil ideologis,yaitu membangun ideologi islam berdasarkan atas asas-asas rasionalisme demonnstratif (Aqliyyah burhaniyyah ),sehingga memungkinkan untuk memahami, memunculkan dan membela ideologi islam tersebut. Sedangkan sebutan ilmu kalam maksudnya adalah kalamullah sebagai objek pembahasan. Objek pembahasan ilmu kalam ada dua: Pertama, ilmu kalam adalah usaha pemahaman yang dilakukan para ulama’(teolog Islam ) tentang Aqidah Islam yang terkandung dalam dalil naqli (Qur’an dan hadist). Ke dua, tujuan usaha pemahaman itu adalah menetapkan, menjelaskan atau membela Aqidah Islam, serta menolak Aqidah yang salah atau bertentangan dengan Aqidah Islam. Menurut Muhammad Abduh,Agama islam adalah agama Tauhid di dalam keyakinan,bukan agama yang terpecah-pecah di dalam peraturan. Sedangkan Akal budi merupakan pembantunnya yang kuat,dan Naql merupakan sendinya yang kokoh. Tauhid atau pengEsaan Allah memainkan peranan penting dalam berbagai Aspek kehidupan manusia. Tauhid menjadi pemancar kebaikan di dunia dan keselamatan di akhirat. Kadar keselamatan manusia diakhirat berbanding lurus dengan kadar keyakinan dalam bertauhid. Begitu pula halnya dengan keridhoan Allah di dunia dan di akhirat. Dunia adalah tempat pengujian dan akhirat adalah tampat pembalasan. Jadi tauhid atau keEsaan Allah merupakan hakikat terpenting bagi keberadaan manusia,baik dalam kehidupan di dunia maupun dihari perhitungan,atau di alam akhirat yang dilanjutkan dengan kehidupan di surga atau di neraka. Para ulama’ mengatakan bahwa ada lima tingkatan tauhid yaitu:  Tauhid dalam Dzat Maksudnya adalah bahwa Allah adalah satu,tidak mempunyai sekutu dan tandinganya,tidak ada sesiatu pun yang serupa dengan-Nya. Dzat Allah yang suci tidaklah tersusun dari bagian-bagian seperti jasad makhluk hidup. Dzat-Nya sangat sempurna dan tidak serupa dengan dzat-dzat lainya.  Tauhid dalam sifat Maksudnya ialah bahwa Allah adalah Maha Sempurna dan Maha Tinggi. Meskipun Allah menyandang berbagai macam sifat seperti Maha Tahu, Maha Kuasa, dan Maha Hidup,kuantitas berbagai sifat itu muncul melelui pemahaman akal.  Tauhid dalam perbuatan Tauhid dalam perbuatan bermakna bahwa seorang mu’min hendaknya meyakini bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu,segenap aturan ,dan berbagai karakteristiknya masing-masing. Dalam ajaran lain,Tauhid dalam perbuatan berarti beriman kepada pernyataan berikut”tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.  Tauhid dalam ibadah Ini berarti bahwa suatu ibadah hanya diperuntukkan bagi Allah,dan tidak seorang pun yang berhak mendapatkanya.  Tauhid dalam kekusaan hukum. Ada tiga jenis tauhid dalam kekuasaan hukum: 1. Tauhid Dalam Kekuasaan. Ini bearti bahwa hukum dan kekuasaan dalam al-qur’an hanya dimiliki oleh Allah saja. Ingatlah bahwa segala perintah dan hukum itu hanyalah milik Allah. 2. Tauhid Dalam Pembuatan Hukum. Pembuatan hukum atas manusia adalah hak khusus yang hanya dimiliki oleh Allah. Tidak seorang pun diperkenankan membuat hukum yang bertentangan dengan apa yang telah diturunkan Allah. Menurut ulama’ ahlussunnah waljama’ah:”iman adalah memantapkan hati pada hukum-hukum agama yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW”.adapun pengucapan-pengucapan bagi orang kafir asli yang masuk agama islam karena bisa membaca syahadat itu ada perbedaan di antara para ulama’. 3. Tauhid Dalam Kekuatan Ini berarti bahwa kekuatan adalah hak mutlak Allah. Jika Allah memerintahkan kita untuk menaati Rosul-rosul-Nya,ini berarti bahwa dia memerintahkan kita untuk menaati mereka. 2. Hakikat Psikologi Pendidikan a. Pengertian Psikologi Pendidikan. Pada dasarnya jiwa manusia di bedakan menjadi dua aspek,yakni aspek kemampuan(ability) dan aspek kepribadian (personality).aspek kemampuan meliputi prestasi belajar,inteligensia,dan bakat. Sedangkan aspek kepribadaian meliputi watak, sifat, penyesuaian diri, minat, emosi, sikap, dan motifasi. Dalam sejarah perkembanganya,pendididkan di kembangkan oleh para ahli psikologi. Di dunia islam pendidikan di kembangkan Ibnu Miskawaih,Al-Ghazali, Al-Muhasibi ,dan Abu Thalib Al-Makki. Keempat orang ini merupakan ahli ilmu jiwa(psikolog yang terkenal). Sementara iti,pendidikan eropa,yang kemudian menjadi istilah pendidikan umum, juga di kembangkan oleh para psikolog.Johann Friedrich Herbart (1776) adalah pionernya, ia merupakan filsuf dan psikolog yang pandang pandanganya di kabarkan mempengaruhi Freud dan Josef Breuer. Teori terkenal Herbart adalah bahwa belajar merupakan proses penggabungan antara pengetahuan yang telah ada dan informasi baru. Karya tulisnya yang cukup terkenal adalah buku Pedagogics. Dalam bahasa indonesia, apa bila”direcah”,kata psikologi merupakan gabungan dari dua kata,yaitu “psiko dan logi”. Psiko berasal dari kata psyche dan logi berasal dari kata logos. Psche berarti jiwa,sedangkan logos berarti ilmu. Pemaknaan secara bahasa bahwa psikologi merupakan ilmu yang mempelajari sesuatu yang bersifat abstrak yaitu jiwa. Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai ilmu karena di dalamnya telah terpenuhi persyaratan suatu ilmu,adanya aspek ontologi,epistemologi dan aksiologi. Aspek ontologi adalah perilaku-perilaku individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Aspek epistemologi adalah teori-teori,konsep-konsep,prinsip-prinsip,dan dalil-dalil yang dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui berbagai studi. Adapun aspek aksiologi atau manfaat psikologi pendidikan berkenaan dengan pencapaian efisiensi dan evektifitas proses pendidikan. Psikologi pendidikan dapat dimaknai sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks aktivitas pendidikan. Tujuan atu targetnya adalah menemukan berbagai fakta,generalisasi,dan teri-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan,melalui metode ilmiah tertentu,dalam rangka pencapaian evektivitas prosesnya. b.Ruang lingkup psikologi pendidikan. Definisi pendidikan sangat beragam. Al-Ghazali mendefinisikan pendidikan sebagai sebuh proses pembiasan (riyadhah). Pembiasaan yang dimaksud oleh Al-Ghazali adalah upaya menimbulkan respons pada siswa melalui pembimbingan secara emosi dan fisik. Kata riyadhah berati menahlukkan dan menundukkan anak kuda serta mengajarinya berlari. Pada perkembangan berikutnya kata ini memiliki kata yang beragam. Dunia tasawuf memakainya untuk menyebut sebuah proses latihan rohani dalam rangka menundukkan raga wadag manusia pada raga halusnya. Adpun dalam di siplin geometri kata riyadhah di peruntukkan bagi penyebutan ilmu ukur. Sementara itu, sebagian anti pendidikan islam menyebu istilah pendidikan dengan tarbiyah atau ta’lim. Arti asli kata tarbiyah adalah pengurus pohon secara telaten. Adpun arti asli kata ta’lim adalah memberi tanda khusus pada suatu benda. Tahap berikutnya,dua kata tersebut menjadi terminologi resmi pendidikan walaupun kata ta’lim kurang populer di banding kata tarbiyah. Tarbiyah yang telah menjadi terminologi resmi pendidikan memiliki arti: proses pembentukan karakter individu siswa untuk mencapai kesempurnaan etika,memiliki keprigelan,menguasai ketajaman analisis,mempunyai kemampuan membaca diri (self digest) dan cakap mengungkapkan ide melalui bahasa verbak dan penataan kata (tulisan ). Bila di cermati secara saksama,pendidkan dalam psikologi adalah proses yang dilakukan oleh suatu sistem untuk mempengaruhi sistem lain melalui pengaturan tertentu. Dalam hal ini pendidikan meliputi bentuk penyampaian karakter,pembentukan keterampilan,penerapan pengaruh, dan penyampaian materi spesifik,sistem,serta paradigma. Jadi, psikologi menyebut pendidikan sebagai upaya penyampaian pesan kedalam jiwa siswa. c. Kegunaan Psikologi Pendidikan Dirunut secara perpoin,kegunaan psikologi pendidikan adalah sebagai berikut. a. Mencapai pendidikan yang efektif. b. Menumbuhkan pengertian yang tepat. c. Menimbulkan rasa senang dalam belajar . d. Memengaruhi sikap siswa. 3. Hubungan Antara Ilmu Tauhid dengan Ilmu Psikologi Pendidikan. Didepan telah kita bahas apa itu yang namanya ilmu tauhid dan apa itu ilmu psikologi pendidikan. Setelah kita mengetahui dan memahami maksud dan ruang lingkup kedua ilmu tadi, pada bagian ini akan mengomparasikan kedua ilmu tersebut atau yang lebih ringan mencari hubungan atas keduanya. Telah kita ketahui bahwasanya dalam proses belajar maupun mengajar,tentunya ada hal pokok yang di situ memeng harus diterapkan,apa lagi kita sebagai pelajar islam sudah barang tentu ada konsep-konsep yang harus kita ta’ati dan laksanakan. Ilmu tauhid yang mengajari dan mengajak kita A llah SWT. Mempelajari ilmu tauhid kita dapat mengetahui apa-apa yang harus ada pada Tuhan dan yang mustahil ada padaNya. Ketika kita telah mengetahuinya hal itu akan dapat merubah sikap ataupun perilaku kita,baik itu terhadap Tuhan,sesama ataupun alam. Dalam ilmu psikologi pendidikan kita juga diajarkan bagaimana kita bisa mengetahui karakter peserta didik, bisa mengarahkanya pada hal-hal yang baik dan tentunya kita akan mudah andil dalam mengubah moral pada peserta didik. Setelah hal itu tercapai,hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat mereka(peserta didik)akan membelok lagi dari jalur yang semestinya. Entah itu ketika ada waktu dan tempat yang tepat. Misal korupsi jawaban ulangan ataupun tidak dan masih banyak lagi. Namun hal ini dapat ditanggulangi dengan adanya implementasi ilmu tauhid sendiri,misal penghayatan sifat-sifat Allah, dengan selalu meng hadirkan Allah pada setiap gerak-gerik kita maka dapat menepis rencana-rencana buruk. Dan ilmu tauhid sendiri adalah sebagai bentuk menyadadar kajian psikologi sehingga konsep acionnya. • Penghayatan sifat Sama’ dan Bashar. Allah sebagai benteng jiwa. • Al-Sama’ berarti “mendengar” yang menurut Quris Shihab adalah dapat berarti menangkap suara atau bunyi dan dapat juga berrti mengindahkan atau mengabulkan. Allah maha mendemar,dalam artiyan tidak ada sesuatu apapun yang dapat terdengar walau sangat halus yang tisak tertangkap olehNya atau luput dari jangkauannya. Menurut Al-Gozali yang dikutip Qurais Shihab dalam “menyingkap Tabir Ilahi –Asmaul husna dalam perspektif Al- Qur’an”.” Dia mendengar jejak semut hitam yang berjalan diatas batu yang halus di malam yang gelap. Bahkan Allah SWT mendengar itu di tengah sorab-sorai kebisingan yang memecahkan anak telinga seluruh mahluk. Dia mendengar pujian yang memujiNya.maka diberinya ganjaran,do’a yang berdo’a. Sehingga diperkenankan –Nya do’anya. Dia mendengar tanpa telinga,sebagaimana halnya mahluk. Dia melakukan sesuatu tanpa anggota badan atau berbicara tanpa lidah”. Begitu juga Al-Bashor yang berarti “pengetahan tentang sesuatu”. Didalam Al-Qur’an kata “Bashar” dan “Bashira” terulang sebanyak 51 kali, sebagian diantaranya merupakan sifat manusia pada umumnya obyek dari “Bashira”yang menunjukkan sifat Allah adalah apa yang kamu kerjakan. Adapun ada juga yang obyeknya adalah segala sesuatu. Dengan penghayatan dari kedua sifat wajib Allah ini, adalah merupakan hal yang sebagai pengontrol adanya ilmu psikologi pendidikan,dalam rielnya ketika peserta didk telah mampu menghayati kedua sifat Allah ini. Mereka akan secara sadar dapat menghadirkan Allah dalam setiap tindakanya. Ketika ilmu psikologi mengajarkan bagaimana mengetahui dan membentuk karakter peserta didik yang baik. Maka tauhidlah yang sebagai benteng supaya peserta didik ini tidak lagi kembali kepada hal-hal yang negatif. Maka penghayatan tauhid asma’ wal sifat adalah sebagai contoh, suatu ketika ada siswa yang tengah kesulitan dalam mengerjakan soal ujian, namun teman-temannya ada yang bisa,padahal ada tuntutan harus mendapat nilai baik . dalam hal ini ketika ilmu psikologi pendidikan tidak berhasil diterapkan pada anak ini, pastilah anak ini tidak akan menyontek,karena dia bangga akan hasil sendiri. Namun hal ini tidak bisa menjamin anak ini berbuat nyontek. Tetapi,ketika anak ini telah diberi wawasan tentang Tauhid,dia dapat menghadirkan Allah disetiap dia bertindak,maka dia tidak akan sekali-kali berani menyontek atau yang lebih trennya korupsi jawaban,karena si anak ini yakin bahwa Allah punya sifat Ssami’ Wa Bashir, apa-apa yang ia kerjakan Allah pasti tahu. Seperti yang telah diterangkan dalam Al-Qur’an (Q.S. Yunus:61,Q.S. Al-An’am: 103, Q.S. Al- Alaq:14).  Ilmu Padi,dari Psikologi Pendidikan ke Tauhid Terpacu dari contoh tadi,maka tidaklah salah pepatah yang sering kita dengar” jadilah seperti padi” apa yang di inginkan dari hal ini,sebetulnya dari sini kita belajar banyak tentang tauhid, namun tidak hanya itu saja yang dapat kita pelajari. Sekitar tahun 1970 ada penemuan tentang IQ dan sekitar 1990 an ada Q yang lain yang dirasa lebih penting dari pada sekedar IQ yaitu EQ. Kedua ilmu ini mengajarkan bagaimana memahami serta meramalkan perasaan dan tindakan yang perlu dilakukan. Namun tidak hanya sebatas itu,akhir dasawarsa ini telah di gemparkan kembali telah di temukanya Q lain lagi yaitu SQ. Bentuk Q yang ini merupakan pengontrol dari IQ dan EQ sendiri. Didalam SQ diajarkan semua kembali pada Tuhan,intinya kita diajari tentang ketuhanan. Balik lagi kepada ilmu padi,ketika padi masih muda ini diibaratkan manusia yang masih ringan akan ilmu, baik itu pada intelektual ataupun emosionalnya,dan sedikit demi sedikit ketika sudah terisi padi akan merunduk, sama dengan jika manusia memang benar-benar menghayati keEsaan Tuhan ketika dia sudah semakin tahu akan ilmu,maka dia akan kembali pada tuhan ,dan ini jika dalam ilmu psikologi dinamakan SQ. Ini sebagai pengantar jiwa, mengatur agar kita tidak melakukan hal-hal yang dari tuhan adalah sebagai larangan bagi kita . dan pada akhirnya kita akan menyerahkan semuanya pada Tuhan ,karena hanya Dia lah Yang Maha Penolong. Karena dalam Al-Qur’an telah dijelaskan dalam surat Al-Maidah yang artinya “ dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertwakal jika kamu benar-benar orang yang beriman ( Q.S. Al-Maidah:23) D. KESIMPULAN Dari kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara ilmu tauhid dengan ilmu psikologi pendidikan sangat erat kaitanya dengan jiwa seseorang yang beriman kepada Allah,kemantapan jiwa untuk mengEsakan Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebagaimana diketahui bahwa,masalah keEsaan Tuhan adalah bagian dari masalah-masalah Aqidah yang paling utama,karena”mengEsakan ALLAH “ itu tujuan hakiki dari Aqidah islam Tauhid atau pengEsaan Allah memainkan peranan penting dalam berbagai Aspek kehidupan manusia. Tauhid menjadi pemancar kebaikan di dunia dan keselamatan di akhirat. Kadar keselamatan manusia diakhirat berbanding lurus dengan kadar keyakinan dalam bertauhid. Begitu pula halnya dengan keridhoan Allah di dunia dan di akhirat. Dunia adalah tempat pengujian dan akhirat adalah tampat pembalasan. Jadi tauhid atau keEsaan Allah merupakan hakikat terpenting bagi keberadaan manusia,baik dalam kehidupan di dunia maupun dihari perhitungan,atau di alam akhirat yang dilanjutkan dengan kehidupan di surga atau di neraka. Jadi pada intinya jika manusia telah benar-benar menghayati keEsaan Tuhan ketika dia sudah semakin tahu akan ilmu maka dia akan kembali pada Tuhannya.   DAFTAR PUSTAKA Bahjat,Ahmad.1998. Mengenal Allah. Pustaka Hidayah: Bandung Djaali.2009.Psikologi Pendidikan.PT Bumi Aksara: Jakarta Mahmud.2010.Psikologi Pendidikan .Pustaka Setia: Bandung Moh,Shihab Quraish.1998.Menyikap Tabir Ilahi Asma Al-Husna dalam Perspektif Al-Qur’an.Lentera Hati:Jakarta Mufid.Fathul.2009.Ilmu tauhid atau kala.STAIN Kudus: Kudus Nuh,Muhammad.2008.Menjadi Manusia Ma’rifat dan Berjiwa Besar.Mitra Press Subhi. Ahmad.Malaku Li Abid.Karya Toha Putra :Semarang Syekh, Abduh Muhammad.1989.Risalah Tauhid.PT Bulan Bintang: Jakarta