October 21, 2013

PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT HADIST NABI

PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT HADIST NABI A. Latar belakang Al Qur an dan Hadist adalah kitab suci yang Allah swt turunkan kepada umat manusia agar dijadikan sebagai pedoman hidup. Oleh karena itu Al Quran dan Hadist penuh dengan petunjuk dan tuntunan yang mencakup seluruh aspek dan sektor kehidupan manusia. Termasuk di dalamnya adalah petunjuk dan tuntunan dalam membangun kehidupan rumah tangga.Setiap manusia pasti menginginkan memiliki kehidupan rumah tangga yangharmonis yang di dalamnya terdapat sakinah, mawaddah dan rahmah, ada ketentraman, kedamaai serta cinta dan kasih sayang yang tumbuh sumbur di dalamnya sehinggatercipta rumah tangga yang harmonis. Diantara petunjuk dan tuntunan Allah swt yang terkait dengan kehidupan rumah tangga adalah terdapat hadist-hadist nabi yang menganjurkan pendidikan keluarga.Selanjutnya akan di bahas dalam pembahasan makalah berikut ini; B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian pendidikan? 2. Apa fungsi pendidikan keluaga dalam Hadist Nabi? 3. Apa saja metode-metode pendidikan dalam keluarga? C. PEMBAHASAN 1. Pengertian Pendidikan a. Menurut sayid sabiq,dalam kitabnya yang berjudul “ Islamuna ” Pendidikan adalah bahwa pendidikan dan pengajaran berfungsi sebagai sarana atau alat untuk menyelamatkan manusia dari siksa api neraka. Ini berarti, bahwa setiap orang yang beriman, yang sudah barang tentu menginginkan terpelihara dirinya dan keluarganya dari siksa api neraka, berkewajiban melaksanakan pendidikan dan pengajaaran Islam sebaik-baiknya. Perintah Allah Swt ini, telah dipertegas lagi oleh sabda Rosulullah Saw : اكر موا اولادكم واحسنوا ادبهم ( رواه ابى ما جه ) Artinya : “ Mulyakan anak-anakmu dan bangunlah penndidikan mereka” ( HR.Ibnu majah ) Berdasarkan hadits di atas, maka pendidikan dan pengajaran merupakan penghormatan atas hak-hak anak. Karena memang pada hakekatnya, pendidikan adalah merupakan hak anak yang menjadi kewajiban orang tuanya. Anak kelak bisa menuntut pertangungjawaban kepada orang tuanya, bila mengabaikan dan tidak mengindahkan kewajiban mendidik anak-anaknya ini. b. Umar bin khottob pernah mengatakan : من حق الولد على الولد ان يعلمه الكتا بء وان لا ير زقه الا جلا لا طيبا Artinya : “Termasuk hak anak yang menjadi kewajiban orangtua, adalah mengajarnya menulis, memanah dan tidak memberinya rezki kecuali yang halal lagi baik”. Dari kata-kata Umar bin khatob ini dapat di ambil pengertian bahwa : 1. Pendidika, baik pendidikan jasmani, akal maupun rohani, adalah merupakan hak anak. 2. Setiap orang tua berkewajiban memberikan hak pendidikan anak-anaknya dengan sebaikbaiknya. 3. Setiap orangtua berkewajiban memberikan nafkah kepada anak-anaknya. 4. Setiap orangtua berkewajiban mencari rizki yang halal dan baik untuk nafkah anak-anaknya. Jadi jelaslah bagi kita, betapa pentingnya pendidikan itu menurut ajaran islam. c. Imam Ghozali seorang tokoh Islam yang terkenal dengan gelar “ Hujjatul Islam”, menegaskan: ) و الصبي اما نه عند والد يه و قلبه الطا هر جو هر ه نفيسه سا د جه خا ليه عن كل ما نفش وصو ره, وهو قا بل لكل ما نقش و ما ئل الى كل ما يمال به, فإن عود الخير وعلمه , نشأ عليه و سعد فى الدنيا والاخره , وشاركه فى ثوابه ابواه وكل معلم له ومودب , وان عود الشر واهمل اهمال البها ئم شقى وهلك وكان الوزر فى رقبه القيم عليه والوالي له Artinya : “ Anak itu amanat ( Tuhan ) bagi kedua orangtuanya. Hatinya bersih bagaikan mutiara yang indah, bersahaja, bersih dari setiap lukisan dan gambar. Ia menerima bagi setiap yang dilukiskan, cenderung kepada arah apa saja yang di arahkan kepadanya. Jika ia dibiasakan dan diajar yang baik, ia dapat tumbuh menjadi baik, beruntung di dunia dan akhirat. Kedua orangtuanya, semua gurunya, pengajarnya serta yang mendidikya ia dibiasakan melakukan keburukan dan dibiarkan sebagaimana membiarkan binatang, ia celaka dan rusak. Adalah dosanya menimpa leher ( pundak ) pengasuh dan walinya”. Kalau kita ikuti pendapat Al-Ghazali ini, maka berarti setiap orangtua, para pendidik maupun para guru pada hakekatnya adalah mengemban amanat Allah. Karena sebagai amanat, maka harus ditunaikan dan kelak mereka akan diminta pertangungjawaban oleh Allah tentang bagaimankan keadaan pendidikan anak-anaknya. 2. Funsi pendidkan menurut hadist nabi Didalam hadist diterangkan Artinya : “ Tiada seorang anakpun yang dilahirkan kecuali ia dilahirkan menetapi fitrhroh. Maka kedua orang tuanyalah yang menyebabkan dia menjadi Yahudi, nashrani, atau majusi”. Jadi berdasarkan hadist dan keterangan di atas, menunjukkan bahwa setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan lahir dalam keadaan yang sama, yaitu fitroh bertauhid dan beraqidah keimanan kepada Allah. 3. Metode-metode pendidikan keluarga a. Metode Tanya jawab قَالَ فَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللَّهُ بِهِنَّ الْخَطَايَا. Artinya:. Beliau bersabda; Begitulah perumpamaan salat lima waktu, dengannya Allah menghapus dosa-dosa. (Muslim,) Uraian tersebut memberi makna bahwa dialog dilakukan oleh seseorang dengan orang lain, baik mendengar langsung atau melalui bacaan. Nahlawi, mengatakan pembaca dialog akan mendapat keuntungan berdasarkan karakteristik dialog, yaitu topik dialog disajikan dengan pola dinamis sehingga materi tidak membosankan, pembaca tertuntun untuk mengikuti dialog hingga selesai. Melalui dialog, perasaan dan emosi akan terbangkitkan, topik pembicaraan disajikan bersifat realistik dan manusiawi. Dalam Alquran banyak memberi informasi tentang dialog, di antara bentuk-bentuk dialog tersebut adalah dialog khitâbi, ta’abbudi, deskritif, naratif, argumentatif serta dialog nabawiyah. Metode tanya jawab, sering dilakukan oleh Rasul saw. dalam mendidik akhlak para sahabat. Dialog akan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang sesuatu yang tidak mereka pahami. Pada dasarnya metode tanya jawab adalah tindak lanjut dari penyajian ceramah yang disampaikan pendidik. Dalam hal penggunaan metode ini, Rasulullah saw. menanyakan kepada para sahabat tentang penguasaan terhadap suatu masalah. b. Metode pengulangan وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ. Artinya : “Celakalah bagi orang yang berbicara dan berdusta agar orang-orang tertawa. Kecelakaan baginya, kecelakaan baginya. (As-Sijistani,). Satu proses yang penting dalam pembelajaran adalah pengulangan/latihan atau praktek yang diulang-ulang. Baik latihan mental dimana seseorang membayangkan dirinya melakukan perbuatan tertentu maupun latihan motorik yaitu melakukan perbuatan secara nyata merupakan alat-alat bantu ingatan yang penting. Latihan mental, mengaktifkan orang yang belajar untuk membayangkan kejadian-kejadian yang sudah tidak ada untuk berikutnya bayangan-bayangan ini membimbing latihan motorik. Proses pengulangan juga dipengaruhi oleh taraf perkembangan seseorang. Kemampuan melukiskan tingkah laku dan kecakapan membuat model menjadi kode verbal atau kode visual mempermudah pengulangan. Metode pengulangan dilakukan Rasulullah saw. ketika menjelaskan sesuatu yang penting untuk diingat para sahabat. c. Metode pemecahan masalah ثُمَّ قَالُوا حَدِّثْنَا مَا هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ هِيَ النَّخْلَةُ. Artinya “ Para sahabat berkata; beritahukan kami wahai Rasulullah!. Sabda Rasul saw; itulah pohon kurma.(al-Bukhari,). Metode tanya jawab berusaha menghubungkan pemikiran seseorang dengan orang lain, serta mempunyai manfaat bagi pelaku dan pendengarnya, melalui dialog, perasaan dan emosi pembaca akan terbangkitkan, jika topik pembicaraan disajikan bersifat realistik dan manusiawi. (an-Nahlawi, t.t.: 205) Uraian tersebut memberi makna bahwa dialog dilakukan oleh seseorang dengan orang lain, baik mendengar langsung atau melalui bacaan. d. Metode diskusi فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ. Artinya “Dia datang tapi telah mencaci ini, menuduh ini, memakan harta orang ini, menumpahkan darah (membunuh) ini dan memukul orang ini. Penjelasan hadis di atas yaitu Rasulullah saw. memulai pembelajaran dengan bertanya dan jawaban sahabat ternyata salah, maka Rasulullah saw. menjelaskan bahwa bangkrut dimaksud bukanlah menurut bahasa. Tetapi bangkrut yang dimaksudkan adalah peristiwa di akhirat tentang pertukaran amal kebaikan dengan kesalahan. (an-Nawawi,). a. Metode Tanya jawab حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ ح وَقَالَ قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا بَكْرٌ يَعْنِي ابْنَ مُضَرَ كِلَاهُمَا عَنْ ابْنِ الْهَادِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَفِي حَدِيثِ بَكْرٍ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ قَالُوا لَا يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ قَالَ فَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللَّهُ بِهِنَّ الْخَطَايَا. b. Metode pengulangan حَدَّثَنَا مُسَدَّدُ بْنُ مُسَرْهَدٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ بَهْزِ بْنِ حَكِيمٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ. c. Metode pemecahan masalah حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ الشَّجَرِ شَجَرَةً لَا يَسْقُطُ وَرَقُهَا وَإِنَّهَا مَثَلُ الْمُسْلِمِ فَحَدِّثُونِي مَا هِيَ فَوَقَعَ النَّاسُ فِي شَجَرِ الْبَوَادِي قَالَ عَبْدُ اللَّهِ وَوَقَعَ فِي نَفْسِي أَنَّهَا النَّخْلَةُ فَاسْتَحْيَيْتُ ثُمَّ قَالُوا حَدِّثْنَا مَا هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ هِيَ النَّخْلَةُ. d. Metode diskusi